Pernah nggak sih, merasa kecewa
sama orang, padahal orang itu nggak
berbuat kesalahan sama loe?
Terus, nggak ada utang, perasaan
kheseus, atau hubungan sodara juga sama doi. Akrab-akrab banget juga nggak.
Aneh, ya? Masalah loe ape, sik?!?!! *toyor diri sendiri*
Nggak sih, kadang kita (guwe
maksudnyah) mungkin suka berharap sesuatu sama orang lain. Padahal, harapan itu nggak ada sangkut pautnya sama diri gue juga.
Absurd? Yoihh..
Misalnya nih ya, gue suka banget
sama penyanyi cewek jazz, ya
idealisme dia, ya karya dia, bahkan pemikiran dia. Intinya mengidolakan, lah. Nah, pas
dia bikin album pop-rock atau tiba-tiba dia ikutan pemilihan Bupati (halahhh, namanya
juga contoh, euy!), gue langsung kecewa berats. Nggak menyangka, kok dia bisa
berpaling dari idealisme-nya. Padahal kan, in a way doi panutanku. Nah, saat si
panutan nggak bertindak mengecewakan, jadilah gue seperti butiran debu yang
kehilangan arah. Yah, kira-kira begitulah.
Intinya, gue memiliki harapan tertentu
akan perilaku orang lain. Lebih-lebih, ketika gue mengagumi atau terinspirasi
sama dia. Dan ketika dia bertindak lain, hati ini rasanya tak endeuss. Yup, sekalinya
dia melakukan sedikit kesalahan, kayaknya gue jadi kecewa banget.
Nah, gue jadi teringat kata
nyokap dan tulisan seorang kawan di blog. Kalau dua-duanya digabungin (macam campuran
antara tidak mau repot dan lupa-lupa inget, euy!)`, maka intinya kira-kira
seperti ini: “Jangan menggantungkan harapanmu sama manusia, karena suatu saat mereka
bisa membuat dirimu kecewa. Berharaplah hanya kepada Allah SWT, pasti harapanmu
nggak akan sia-sia.”
Jadi keinget juga kisah di zaman
Nabi dulu (mudah-mudahan nggak salah, ya). Ketika Rasulullah SAW wafat, semua dirundung
kedukaan yang teramat sangat. Di tengah suasana yang kelam tersebut, seorang
sahabat tiba-tiba berseru: “Siapa yang beriman pada Nabi Muhammad ketahuilah
bahwa ia sudah meninggal dunia. Tapi siapa yang beriman kepada Allah SWT,
ketahuilah bahwa Dia selalu ada.”
Akhir kata, hikmah of the story,
jangan telat makan. Apo tho, rek??? Soalnya, gara-gara asyik depan komputer,
jadi telat makan, alhasil perut jadi nggak enak. *dodolizm*
Btw, ini posting perdana kok
begono yah, nggak ada perkenalan, pendahuluan atau gimmick yang cetarrrrr? Yah,
biar nggak mainstream lah *alahsan* Jadi kalau mau tahu aku, apa mau-ku,
kisi-kisi blog-ku, tunggu saza posting zelanzutnya.
Cheerio!
T
“Age is just a number. But
counting is my guilty pleasure.”