Pages

Saturday 5 January 2013

Keceweeewww (baca: Kecewa)



Pernah nggak sih, merasa kecewa sama  orang, padahal orang itu nggak berbuat kesalahan sama loe?
Terus, nggak ada utang, perasaan kheseus, atau hubungan sodara juga sama doi. Akrab-akrab banget juga nggak. Aneh, ya? Masalah loe ape, sik?!?!! *toyor diri sendiri*

Nggak sih, kadang kita (guwe maksudnyah) mungkin suka berharap sesuatu sama orang lain. Padahal, harapan itu  nggak ada sangkut pautnya sama diri gue juga. Absurd? Yoihh..

Misalnya nih ya, gue suka banget sama penyanyi cewek jazz, ya idealisme dia, ya karya dia, bahkan pemikiran dia. Intinya mengidolakan, lah. Nah, pas dia bikin album pop-rock atau tiba-tiba dia ikutan pemilihan Bupati (halahhh, namanya juga contoh, euy!), gue langsung kecewa berats. Nggak menyangka, kok dia bisa berpaling dari idealisme-nya. Padahal kan, in a way doi panutanku. Nah, saat si panutan nggak bertindak mengecewakan, jadilah gue seperti butiran debu yang kehilangan arah. Yah, kira-kira begitulah.

Intinya, gue memiliki harapan tertentu akan perilaku orang lain. Lebih-lebih, ketika gue mengagumi atau terinspirasi sama dia. Dan ketika dia bertindak lain, hati ini rasanya tak endeuss. Yup, sekalinya dia melakukan sedikit kesalahan, kayaknya gue jadi kecewa banget.

Nah, gue jadi teringat kata nyokap dan tulisan seorang kawan di blog. Kalau dua-duanya digabungin (macam campuran antara tidak mau repot dan lupa-lupa inget, euy!)`, maka intinya kira-kira seperti ini: “Jangan menggantungkan harapanmu sama manusia, karena suatu saat mereka bisa membuat dirimu kecewa. Berharaplah hanya kepada Allah SWT, pasti harapanmu nggak akan sia-sia.”

Jadi keinget juga kisah di zaman Nabi dulu (mudah-mudahan nggak salah, ya).  Ketika Rasulullah SAW wafat, semua dirundung kedukaan yang teramat sangat. Di tengah suasana yang kelam tersebut, seorang sahabat tiba-tiba berseru: “Siapa yang beriman pada Nabi Muhammad ketahuilah bahwa ia sudah meninggal dunia. Tapi siapa yang beriman kepada Allah SWT, ketahuilah bahwa Dia selalu ada.”

Akhir kata, hikmah of the story, jangan telat makan. Apo tho, rek??? Soalnya, gara-gara asyik depan komputer, jadi telat makan, alhasil perut jadi nggak enak. *dodolizm*

Btw, ini posting perdana kok begono yah, nggak ada perkenalan, pendahuluan atau gimmick yang cetarrrrr? Yah, biar nggak mainstream lah *alahsan* Jadi kalau mau tahu aku, apa mau-ku, kisi-kisi blog-ku, tunggu saza posting zelanzutnya.

Cheerio!

T

“Age is just a number. But counting is my guilty pleasure.”