Pages

Thursday 30 January 2014

Pipiltin Cocoa: We Love Chocolate, We Love Indonesia



Sekitar bulan September-Oktober 2013 silam, gue sempat ke Pipiltin Cocoa, café cokelat yang berada di daerah Barito-Panglima Polim, Jakarta. Gue ke sana dua kali, sekali dalam rangka tugas liputan dan kali lainnya hangout with my girls. Seperti ini nih, yang ada di sana.





 
Pictures above: Pipiltin Cocoa
Beruntung banget, gue sempat ketemu plus ngobrol-ngobrol sama dua pendirinya, Tissa Aunilla dan Irvan Helmi. Mereka adalah kakak beradik yang mengaku cinta sama cokelat. Keduanya dengan senang hati cerita-cerita soal cokelat, Pipiltin Cocoa serta sharing pengalaman mereka. During our chit-chat, I really could feel their excitement and passion for chocolate.

Ada beberapa hal yang bikin gue “Wow” dari Pipiltin Cocoa (ditulis PC aja yo, untuk memudahkan). Yaitu: 

Saturday 25 January 2014

Si Sayang & Si Untung


Suatu hari, seorang teman gue di kantor (yg dulu) datang telat. Tumben-tumbenan lho, dia telat. Ternyata, kereta yang notabene kendaraan andalannya mogok. Jadilah Si teman yang rumahnya di Bogor itu harus bersusah payah untuk sampai ke markas kita di Kuningan. Menjelang makan siang, akhirnya si teman tersebut sampai. Ia menceritakan kronologis peristiwa “perkeretaan” tersebut plus gimana caranya dia sampai.

“Untungnya,….” kata si teman yang mau menceritakan bahwa untung saja di tengah berbagai kekacauan mogok kereta tersebut akhirnya ia bisa menemukan taksi (walau dengan susah payah). Tapi belum selesai ia bercerita, teman tersebut menambahkan...
Emang dassar ya gue orang Indonesia banget. Sudah kejadian naas segitunya, masih aja ada “Untung”-nya hahaha…”

Gue jadi inget cerita tentang Si Sayang dan Si Untung (bukan nama sebenarnya-red), hehe… Pokoknya ada dua orang cewek yang duduk di sekolah dan kelas yang sama, malah mereka lahir di hari yang sama. Pokoknya banyak kesamaan di antara mereka, kecuali nasib mungkin.

Apa Kekuranganmu?

“Apa sih, kekurangan loe?” 

Ini bisa jadi pertanyaan dari temen (atau, ehm, cowok) yang pengin lebih tahu tentang kita. Atau kalimat, “Coba sebutkan apa kekurangan kamu?”. Ini sering ditanyakan saat kita mendaftar sebagai anggota OSIS, ikutan suatu kompetisi hingga melamar kerja. Nah, kalau ada yang nanya kayak begini: “Loe nyadar nggak, kekurangan loe tuh, apa?”, ini bisa bikin deg-degan atau feeling offended. Hehehe….


Mama & Pekerjaannya

Mama saya adalah seorang profesional yang sangat berkomitmen dengan pekerjaannya.

She is a workaholic

Dia sangat mencintai pekerjaannya dan apa-apa saja yang ada di situ.

Bahkan, menurut saya, lebih daripada mencintai dirinya sendiri.

Jam kerjanya tidak jelas. Namun Jelas-jelas lebih dari belasan jam sehari. 

Di situ, ia memangku lebih dari satu jabatan penting. 

Benar-benar ambisius!

Mama menekuni pekerjaan tersebut selama puluhan tahun tanpa henti, dan ia tak akan pernah berhenti.

Lelah, capek, sakit, pernah terucap. Tapi, rasanya tak pernah sekalipun ia menyalahkan atau bahkan mengeluhkan pekerjaannya.

SOP (Standart Operational Procedure) versi mama adalah melayani dengan segenap hati. 

Walau balas jasa yang ia terima jauuuuuh lebih kecil dari yang sepatutnya.

Kalau saya, pasti akan protes!!! 

Tapi dengan bijaknya, mama justru berkata bahwa pekerjaan ini adalah tanggung jawab sekaligus rezeki dari Allah. 

Alhasil, ia pun bersikukuh dengan prinsipnya.  

Ya, mama memang benar-benar wanita karir.

Pekerjaannya: Ibu Rumah Tangga. A wife. A mother.

Mom, you’re the best. I love you :)

 Credit: The Hasan's



xoxo

T

Friday 24 January 2014

My Shoes-Sandals Stories



"Give a girl the right shoes, and she can conquer the world." - Marilyn Monroe

No. I'm not a shoe girl. Just have some pairs of them, but I’d like to tell about their stories. #Ehm #Pamerberbalutngeblog