“Apa sih, kekurangan
loe?”
xoxo
T
Ini bisa jadi pertanyaan dari temen (atau, ehm, cowok) yang pengin
lebih tahu tentang kita. Atau kalimat, “Coba sebutkan apa kekurangan
kamu?”. Ini sering ditanyakan saat kita mendaftar sebagai anggota OSIS,
ikutan suatu kompetisi hingga melamar kerja. Nah,
kalau ada yang nanya kayak begini: “Loe nyadar nggak, kekurangan loe
tuh, apa?”, ini bisa bikin deg-degan atau feeling offended. Hehehe….
Kekurangan diri.
Kekurangan diri.
Suatu hal yang bagi gue merupakan sebuah momok, karena itu
menunjukkan kelemahan. Hal yang membuat poin diri kita jadi berkurang.
Sesuatu yang menyebalkan yang rasanya ingin dihilangkan dari dalam diri,
tapi susyeeeh banget. Jangankan membahas kekurangan diri, memikirkan
aja udah bikin drop duluan. Rasanya, pengin banget jadi orang yang bisa
menjawab seperti ini, "Kekurangan gue adalah nggak punya kekurangan!"
Aje gile! Hehehe.. Yaah, setidaknya hal-hal semacam itulah yang ada
dibenak gue. Sampai hari ini.
Cerita yang gue temukan beberapa waktu lalu, rada membuka pikiran gue. Jadi pas pulang ke rumah, nyokap cerita tentang salah satu asisten rumah tangga. Katanya, si mbak itu punya semacam gangguan di bagian mata yang membuat pengelihatannya kurang.
Cerita yang gue temukan beberapa waktu lalu, rada membuka pikiran gue. Jadi pas pulang ke rumah, nyokap cerita tentang salah satu asisten rumah tangga. Katanya, si mbak itu punya semacam gangguan di bagian mata yang membuat pengelihatannya kurang.
“Makanya,
dia itu kalau nyapu rumah bersih banget. Karena pengelihatannya kurang,
jadi dia selalu berulang-ulang kalau menyapu, sampai benar-benar
bersih. Ya, dia memang kurang di bagian matanya. Tapi ya itu, nyapunya
memang bersih banget,” cerita nyokap.
Ya, si mbak yang memiliki kekurangan pada pengelihatannya dan katanya matanya kurang awas tersebut, ternyata jago banget dalam urusan sapu-menyapu. Ia mengalahkan mbak-mbak yang lain. Penyebabnya, pengelihatannya kurang, sehingga dia jadi lebih sungguh-sungguh menyapu. Aneh. Kekurangan yang justru sangat melemahkan dirinya, justru menjadi kekuatan.
Ya, si mbak yang memiliki kekurangan pada pengelihatannya dan katanya matanya kurang awas tersebut, ternyata jago banget dalam urusan sapu-menyapu. Ia mengalahkan mbak-mbak yang lain. Penyebabnya, pengelihatannya kurang, sehingga dia jadi lebih sungguh-sungguh menyapu. Aneh. Kekurangan yang justru sangat melemahkan dirinya, justru menjadi kekuatan.
Alhasil, gue mulai melihat sebuah kekurangan dari sisi berbeda. Makasih ya, mbak :)
xoxo
T
No comments:
Post a Comment